Skip to main content

Dear, You..

Celebrating seven years of marriage (eagerly looking forward to the eighth next year!), we find ourselves today, deeply immersed in the life we began on that beautiful December day. We've navigated through seven chapters of stories as a married couple, marking seven anniversaries, and facing seven years of both trials and messes. Together, we've celebrated victories, weathered tearful rejections, pursued careers, sought education, and chased dreams. We've constructed a life filled with dreams—perhaps not exactly the life we dreamt of, but a life of dreams nonetheless. Our journey has been filled with seven years of bill payments, collaboration, child-rearing, medical emergencies, financial worries, and the inherent ups and downs of adult life. We've also faced six years of playful disputes over towels left on the bed, taking out the trash, cleaning the room, and the shared responsibilities and initiatives that come with partnership.

Over these seven years, we've truly tested the vows made during our akad nikah. I realize that we'll continue to test them, perhaps even more so, as the years progress. Ours is a type of love that doesn't hinge on passionate public displays or overt signs—it's a love that allows for silent glances in public, a shared laugh without words, deeply connecting us into one life, one dream, one realm of possibilities that still celebrates our individuality. It's about finding joy in simple tasks because we're doing them together. Seven years on, I've come to understand that this love, this marriage, is simply about us, side by side, facing the world, still eager to do so hand in hand, embracing bad habits, routine, and all. Apologies for not being the most romantic wife, but know I am always trying my best. Thank you for your constant presence, patience, and tolerance.

In the beginning, we were like two puzzle pieces, learning to fit together, our differences painting a vibrant rainbow of compromise and understanding. Through the storms we've weathered and the sunny days we've cherished, we've not only grown as individuals but also become a formidable team, tackling challenges together. Our combined resilience and determination have turned obstacles into stepping stones towards our shared dreams.

As we stand together, celebrating these seven years of marriage, let's not only reflect on the journey behind us but also look forward to the adventures that await. Here's to seven years of love, growth, and the beautiful chaos that is uniquely us. Thank you for being my partner on this extraordinary journey.

Comments

Popular posts from this blog

I'm Just a Mom 🍓

Hai.... Jumpa lagi! Setelah beberapa bulan lama nya tidak menulis, lumayan bingung rasanya mau menuliskan apa di tengah-tengah kesibukan aktivitas rumah tangga, perkuliahan, riset, dan lain sebagainya.  Setelah beberapa bulan pasca melahirkan, saya kembali merasakan drama, naik-turun, dan serunya jadi Ibu yang punya bayi. Bayi yang lahir ke dunia ini pada tanggal 15 Agustus 2023, atas izin Allah dimudahkan segala prosesnya. Dan tepat 1 Minggu setelahnya, bayi dengan tubuh mungil itu sudah harus saya titipkan ke Ibu saya di rumah, 5-8 jam lamanya (hampir) setiap hari. Sebenarnya, ini bukan kali pertama saya 'meninggalkan' anak. Tahun 2019, saat usia anak pertama saya 7 bulan, saya diterima bekerja di salah satu kampus. Hanya saja, kali ini terasa lebih awal. Jadi, kalau saat ini orang-orang bertanya apakah saya sedih meninggalkan bayi di rumah, saya bingung harus menjawab apa. Apa ekspektasi orang atas jawaban yang akan saya berikan? Dari 2 pengalaman 'meninggalkan' anak

Pengalaman (BUKAN) Warlok ANC Terpadu di Jogja 🏥

Hari ini, 21 Maret 2023 saya baru saja selesai menjalani ANC Terpadu. Salah satu program pemerintah yang diwajibkan untuk pemeriksaan kesehatan fisik dan psikis ibu hamil (more info bisa dibaca disini: https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/anc-terpadu-ibu-hamil-10t-anc-terpadu-berkualitas-hamil-sehat-melahirkan-selamat-bayi-sehat ). Dan luar biasa, selesai hanya dalam beberapa jam saja! Oh ya, informasi yang saya terima dari nakes, untuk di Jogja seluruh ibu hamil yang akan menjalani proses persalinan di fasilitas publik (klinik kebidanan, puskesmas, dan rumah sakit) wajib mendapatkan ANC Terpadu. Singkat cerita, saya datang ke Puskesmas Depok II (Condongcatur, Sleman) yang berjarak sekitar 3km dari rumah, pukul 08.30 WIB. *agar informasi ini lebih mudah diakses bagi pembaca, saya sajikan dalam poin saja, ya.. kurang lebih begini alurnya. Di pintu masuk, saya mengambil nomor antrian dan menunggu panggilan. 15 menit menunggu, saya diarahkan ke bagian Pendaftaran dan Rekam Medis

OMG! Quarter Life Crisis Menyerang!

Galau, overthinking , gelisah, bingung, ketakutan, sampai frustasi kerap mengganggu psikis seseorang di seperempat abad usianya. Kira-kira di usia 18-30 tahun. Umumnya, seseorang di usia ini   merasa tidak mempunyai arah, khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa yang akan datang. Biasanya, kekhawatiran ini meliputi isu karir, percintaan, ekonomi dan kehidupan sosial. Bahkan, juga ada yang mempertanyakan hingga meragukan tujuan dan alasannya hidup. Duh, gawat juga ya ... Fase ini dinamakan Quarter Life Crisis (QLC) . Di fase ini, setidaknya ada 3 tuntutan untuk seseorang: Kedewasaan Arah hidup Tanggung Jawab Akan muncul banyak pertanyaan pada diri seseorang, "Aku hidup untuk apa?" "Aku mau jadi apa?" "Apa yang aku cari?" "Aku salah ga ya milih keputusan itu?" "Kok hidupku gini-gini aja ya..." "Kapan aku bisa sesukses dia?" Sebenarnya, tidak ada yang salah dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, tergant